AYOSUROBOYO | Surabaya -Demo besar-besaran ojol di Surabaya, berujung audiensi oleh dua aplikator yang hadir yaitu Gojek dan Grab dengan pihak Pemprov Jatim pada, Selasa (20/5).
Dari hasil audiensi tersebut,
Kepala Dinas Perhubungan Jatim, Nyono, menyampaikan dua poin penting, salah satunya adalah rencana pelarangan operasional aplikasi Indrive di wilayah Jatim.
Khusus Indrive, ini sudah yang ketiga kalinya tidak ikut dalam audiensi dengan ojol. Ini cukup menunjukkan tidak adanya itikad baik. “Pemprov sepakat untuk mengirimkan surat usulan kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) supaya Komdigi mempertimbangkan larangan operasional Indrive di Jatim.
Grab Digugat Mitra Pengemudi Soal Potongan Pajak Penghasilan
Sementara Shopee, Maxim, Lala Move, juga sudah beberapa kali mengabaikan undangan resmi dari pemerintah dan pengemudi. Surat teguran akan segera kami kirimkan, kata Nyono kepada wartawan usai audiensi.
Sebaliknya, (FR) salah satu driver Indrive mengatakan baru tau kabar ini dan mengaku heran dengan kebijakan pelarangan beroperasi itu. Ia masih berharap ada solusi dari aplikator dan pemerintah.
“Solusi, ini maksudnya kenapa kok sampai ditutup, (masalahnya) dari segi apa kan dicari solusinya. Kalau driver motor seperti saya banyak bergantung ke aplikasi Indrive, karena bisa ada opsi tawar menawar argo” ujarnya yang sudah menjalankan aplikasi Indriver hampir dua tahun silam kepada AYOSUROBOYO, Rabu (21/5/2025).
Menurutnya tarif perjalanan dari aplikasi Indrive dirasanya lebih terjangkau dibanding aplikasi lainnya dan juga potongannya ndak terlalu besar, sehingga masih ada sisa buat kami, Asalkan tawarannya tidak terlalu murah,” tuturnya.
Memang akhir-akhir ini kondisi perekonomian tak pasti yang menyebabkan banyak driver baru, Sehingga kian sulit dapat order dan pendapatan pun semakin tidak menentu. Dulu ramai, sekarang karena mitra (driver) banyak jadi berkurang juga orderan per hari. pungkasnya.
