AYOSUROBOYO | Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus meningkatkan upaya pencegahan tindak kriminalitas, terutama pencurian kendaraan bermotor (curanmor) dengan mengaktifkan kembali Sistem Keamanan Lingkungan secara gotong royong di tingkat Rukun Warga (Siskamling).
M Fikser, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya, mengatakan bahwa langkah ini respons terhadap maraknya kasus curanmor di beberapa wilayah Kota Pahlawan.
Siskamling sudah banyak mulai diterapkan dikampung karena kesadaran warga akibat kejadian yang berulang di kawasannya. kata M Fikser, Jumat (23/5/2025).
Baca Juga : Jumat Curhat RW 05 Bumiarjo, Kanit Binkamsa Ipda, Siswanto Sampaikan Pesan Kapolrestabes Surabaya
Namun, keterbatasan sumber daya menjadi tantangan, Oleh karena itu, Pemkot Surabaya terus berupaya memperkuat akses komunikasi darurat melalui layanan Command Center 112 agar langsung terhubung dengan kepolisian melalui nomor 110.
“Kami lakukan hal ini supaya saat ada kejadian, masyarakat bisa langsung menghubungi kami dan aparat dapat bergerak cepat.
Fikser mengungkap, jika Pemkot Surabaya juga tengah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk pos kamling berbasis kolaborasi bersama pihak kepolisian dan TNI untuk memperkuat sistem keamanan warga.
Konsep ini mengadopsi pendekatan “Kampung Tangguh” yang sempat sukses 5 tahun lalu saat pandemi COVID-19.
Baca Juga : Fenomena kemarau basah diperkirakan berlangsung hingga Agustus 2025, Ini Penjelasan BMKG !
Dulu sempat terwujud Kampung Tangguh yang bisa menangani berbagai permasalahan bagi warga kampung,”Jadi kita adopsi lagi seperti dulu waktu COVID-19.
Baca juga : Berkaca pada Tahun Lalu, Gubernur Jatim Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan 2025
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menginstruksikan, target awal Pilot Project penguatan Kampung Tangguh, 500 RW, digerakkan bertahap supaya pengawasan dan evaluasinya bisa maksimal, sedangkan di Surabaya total ada sekitar 1.300 RW.
Baca juga : Konsep pembelajaran sinau bareng terus diminati ananda siswa RW 05 Bumiarjo
Selain itu, bagi wilayah yang sudah ada klaster keamanan mandiri, “Fikser menekankan pentingnya pendekatan berbeda. Sebab wilayah semacam itu akan diarahkan untuk mengembangkan program Kampung Madani yang mencakup pengelolaan sampah dan solidaritas sosial.
“Pemkot tidak hanya mendorong warga mengaktifkan Siskamling, tapi juga melakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan,” tegas Fikser.
Sementara, Lurah Sawunggaling, Rizka Fadillah menerangkan, kami rutin berkoordinasi dengan tiga pilar, yakni, Kapolsek, Danramil, dan perangkat wilayah seperti RT/RW.
Program wajib lapor bagi tamu 1×24 jam serta pemasangan CCTV di ruas titik-titik rawan juga kami tekankan kepada perangkat kampung sedangkan peralatan dokumentasi monitor CCTV, kami letakkan di balai RW agar dapat dipantau warga pasca kejadian. Ini pencegahan dini. Gerak-gerik mencurigakan bisa langsung dipantau oleh warga.
Mengenai pemasangan portal di pintu masuk kampung, Rizka mengatakan hal itu sudah dan harus melalui musyawarah RT/RW karena memperhatikan aspek darurat seperti akses kendaraan pemadam kebakaran. “Prinsipnya untuk keamanan, tapi jangan sampai mengganggu mobilitas warga. jelasnya.