Beranda ยป Mengapa “Syiah bisa ada di Iran

Mengapa “Syiah bisa ada di Iran

AYOSUROBOYO | Surabaya -Berbicara mengenai Iran yang terlintas dalam benak adalah negara yang berasaskan Syiah bahkan hingga saat ini. Namun yang perlu diketahui ” tidak mungkin ada sesuatu tanpa ketiadaan semuanya. Ada sebab dan akibat.

SIMAK VIDEO SEJARAH SYIAH IRAN

Memang benar Iran pernah menjadi negara sekuler namun jangan salah ratusan tahun yang lalu di tanah Persia ini muncul satu kerajaan Syiah meski kerajaan itu tidak bertahan lama hingga 300 tahun lamanya. 

Inilah sejarah Iran dan Syiah lantas Mengapa Syiah itu bisa ada di Iran dan bagaimana kisahnya di Iran. Ini bukan mengenai Persia setidaknya mengenai kerajaan Syiah hingga munculnya negara Iran.

Baca juga : Gubernur Wanita Pemberani Afganistan “Salima Mazari. Ditangkap Taliban

Alkisah dahulu kala di tahun 1252 di sebuah kota kecil di ardabil Azerbaijan seorang ahli Sufi bernama Safi Aldinsi mendirikan sebuah kelompok tasawuf” kelompok ini bernama tqat safawiah yang beraliran Syiah asariah.

Lambat laun pengikut tikat safawiah menyebar hingga ke berbagai penjuru seper Persia anatolia dan Sya dalam setiap pergerakannya tarkat ini bertujuan untuk memerangi orang-orang yang ingkar terhadap agama Islam yang mereka sebut sebagai ahli bidah. 

Dalam waktu yang tidak terlalu lama Ambisi dan fanatisme kian mewarnai lik-liku pergerakan syafawiyah, lebih dari itu mereka juga menyebarkan ajaran syiah salah satu mazhab dalam Islam.

 Bac juga : Tiga Negara Ini Akui Eksistensi Palestina

Ajaran syiah ini memiliki corak konflik kekuasaan dalam historis Islam sebagaimana pendapat Ibnu Khaldun. Dalam tulisannya Tariq IBN Khaldun orang-orang Syiah sangat mengkultuskan Ali Bin Abi Thalib dan keturunannya atau Ahlul Bait.

Bagi mereka Ali dan keturunannya sangat layak menjadi khalifah atau pemimpin memaknainya sebagai Syah. Inilah yang diperjuangkan pengikut safawiah dan hal ini yang kemudian menjadi kelompok safawiah yakni militer kizilbas namun mereka harus berhadapan dengan suatu kerajaan besar di Persia. 

Kita telah mengetahui wilayah Azerbaijan sebagai basis kelompok safawiah dikuasai kesultanan dan untuk mendirikan sebuah kerajaan di Persia mereka hanya perlu meruntuhkan kekuasaan shirfansah setelah beberapa kali mengalami kegagalan pada tahun 1500.

Ismail 1 pemimpin syafawiyah bersama pasukannya kizil bas menyerang dan berhasil mengalahkan kesultanan shirfansah setahun kemudian pada tahun 15501 pasukan kizilbas berhasil mengalahkan Kesultanan Suni alqoyunlu dan merebut kota tabris barat laut persia.

Disanalah dan sejak itu pula Kesultanan syafawiyah berdiri lambat laun kekuasaan mereka melebar hingga ke seluruh Persia beberapa kota di Mesopotamia bahkan juga Baghdad. 

Kini akhirnya Kesultanan syiah di Persia berdiri untuk yang pertama kalinya sebagai Kesultanan Syiah secara hukum dan birokrasi syafawiah menerapkan hukum syariat Islam berdasarkan mazhab Syiah bahkan masyarakat syafawi dipaksa untuk mengkultuskan Raja Ismail 1 sebagai Imam Islam atau penerus Imam Ali.

Hal ini tentunya membuat orang syafawi tak segan-segan menangkap dan mengeksekusi terhadap orang-orang sunni namun mereka harus sadar di dekat wilayahnya ada dua kerajaan Islam yang cukup besar yang dapat menjadi ancaman kapanpun di timur Persia ada kesultanan mugal dan di barat Persia ada Kesultanan Turki otoman yang membuat nyali demi kekuasaan serta untuk menyebarkan ajaran Syah sangat besar. 

Turki otoman sebagai Kesultanan sunni pun menjadi target pada tahun 151. Pasukan kizilbas mendukung pemberontakan di daerah Turki anatolia sebagai responnya pada bulan Agustus 1514 Sultan Salim 1 mengirim 200.000 pasukannya untuk menyerang dinasti safawiyah.

Karena tak cukup punya kekuatan,  Kesultanan safawiyah mengalami kekalahan telak dari Turki Ottoman. Beberapa wilayahnya harus direbut oleh Turki otoman sejak itulah Kesultanan safawiyah tak lagi mempunyai hasrat untuk berperang dan kini mereka baru menyadari jika Kesultanan safawiyah tak cukup memperhatikan rakyatnya oleh karenanya mereka harus membenahi kondisi negaranya setelah Raja Ismail 1 meninggal dunia pada tahun 1524. 

Pemimpin Kesultanan syafawi dilanjutkan oleh anaknya Syah Abbas yang berbeda dengan pemimpin sebelumnya. Syah Abbas lebih memfokuskan untuk mereformasi berbagai sektor seperti keagamaan militer sosial budaya hingga ekonomi. 

Dalam memajukan ekonominya dengan kecerdikannya, Syah Abbas bekerja sama dengan para pedagang Armenia hingga para pedagang Inggris. Pabrik-pabrik pun dibangun untuk memproduksi karpet keramik hingga barang-barang mewah ala corak kerajaan dan dan kemudian setelah itu barang-barang itu dijual ke penjuru Eropa hingga ke Cina. 

Selain daripada semua itu” Syah Abbas juga mengembangkan tradisi keilmuan Islam maka tak heran beberapa sejarawan beranggapan bahwa kerajaan Syafawi adalah satu-satunya kerajaan Islam di Persia yang sangat berjasa dalam hal kemajuan keilmuan Islam. 

Syah Abas mampu membuktikan jika kerajaan Islam Syah mampu membawa kemajuan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Alih-alih hubungan Syiah dan sunni relatif stabil namun sepeninggal Syah Abbas kerajaan Safawi mulai goyah hingga pemberontakan berlangsung hingga 200 tahun lamanya hingga generasi ke-11 dan kesultanan syiah di Persia ini dilanjutkan oleh beberapa dinasti seperti Dinasti asfariah, Dinasti Zan hingga dinasti Kajar. 

Dimasa itulah kerajaan-kerajaan Eropa mulai memperebutkan Persia dan disinilah nasib kerajaan Syah dipertaruhkan. Sejak abad ke-18 persia menjadi sasaran kerajaan Eropa pada tahun 1804 militer Rusia melakukan serangan kepada dinasti Kajar dan setelah 24 tahun berperang akhirnya pada tahun 1828 diadakan perjanjian turkomancai yang mana Rusia mencaplok wilayah Armenia Azerbaijan dan dagestan dari tangan kerajaan Kajar. 

Tujuan Rusia menguasai Persia tak lain agar mendapatkan akses jalan menuju Teluk Persia dan India namun Inggris yang menguasai India tidak akan merelakannya ke Rusia. Inggris pun ikut campur alhasil pada tahun 1856 Inggris merebut wilayah herat di Afghanistan dari tangan Dinasti Kajar. 

Kini kerajaan Syiah Kajar pada akhirnya menjadi perebutan dua negara raksasa sekaligus untuk mengurangi konflik perebutan wilayah pada bulan Agustus 1907 Inggris dan Rusia mengadakan kesepakatan englo Rusian. 

Hasilnya Rusia menguasai bagian utara Persia sedangkan Inggris menguasai bagian selatan Persia. Menariknya di tahun 1909 Inggris menemukan ladang minyak yang berada di kuzestan Iran. 

Inggris dan dinasti Kajar pun bekerja sama Mendirikan perusahaan minyak Anglo Persian Oil Company. Sementara itu di tahun 1916 Rusia juga menemukan ladang minyak di daerah Azerbaijan dan sebagian wilayah utara Persia. 

Tak ada pilihan lain, dinasti Kajar dan Rusia pun bekerja sama mulai membangun perusahaan minyak yang bernama rupento. Akhirnya kini sumber daya alam dinasti Kajar dikeruk oleh Rusia maupun Inggris. Tak ada pilihan lain bagi Kajar, Hal ini sebagai taktik mempertahankan wilayah kekuasaannya di Persia bak penjajahan Eropa pada umumnya. 

Lambat laun Inggris maupun Rusia mulai menguasai sektor ekonomi dinasti Kajar. Pengolahan minyak perikanan di Laut Kaspia bank-bank serta proyek jalan dan rel kereta api semuanya dikuasai oleh pengaruh imperialism. Betapa rapuhnya dinasti Kajar. Kondisi ini tentunya sangat merugikan rakyatnya dan suatu hari akan menjadi timbal balik bagi nasib kerajaan Kajar tentunya juga bagi nasib Syiah yang bertahan di Persia hingga ratusan tahun lamanya. 

Kekuasaan dinasti Kajar serta menguatnya pengaruh asing membuat rakyat dan militer kerajaan Kajar geram. Pemberontakan-pemberontakan pun bermunculan namun hal ini berbeda dengan sosok Reza palavi. 

Dia mempunyai caranya sendiri untuk melawan kerajaan. Menurutnya bergerak dari luar akan nampak mudah dikalahkan maka dia hanya perlu bergerak dari dalam menggerogoti kerajaan untuk meruntuhkannya. 

Terbukti setelah Raja dinasti Kajar Ahmad Shah mengangkat palavi sebagai pemimpin militer Brigade kosak dengan diam-diam palavi mempersiapkan pasukannya untuk melakukan gerakan di lain sisi di saat yang hampir bersamaan pada tahun 1921. 

Kesultanan Turki secara resmi dihapuskan berkat kudeta yang dilancarkan oleh Mustafa Kemal At tartuk dan pasukannya terinspirasi akan Kemal akhirnya palavi dan pasukannya segera bergerak dan pada tahun 1924.

Palavi serta pengikutnya berhasil meruntuhkan dinasti Kajar Setahun kemudian 1925 Reza palavi diangkat sebagai Syah atau Raja baru raja pertama dalam dinasti palavi 19 was the day of with hisched Toan and over. 

Berbeda dengan Kemal Shah palavi masih mempertahankan model pemerintahan monarki hanya saja dalam hal kebijakan sosial pahlafi mulai melakukan berbagai manuvernya untuk memodernisasi wilayahnya. 

Pembangunan infrastruktur mulai digencarkan, pelayanan kesehatan disamaratakan dan penerapan pengadilan serta pendidikan pun menggunakan gaya barat modernisasi tanpa adanya westernisasi yang merupakan sebuah kenihilan agama Islam terutama dikeluarkan nya undang-undang melarang berpakaian tradisional Islam kepada rakyatnya. 

Bersorban dilarang dan bahkan berhijab pun juga dilarang pengajian-pengajian serta ritual-ritual Syah dihapuskan. Pengadilan syariat Islam Syah pun juga dihapus. Dampaknya berhasil sekurang-kurangnya mampu menghambat pertumbuhan pengaruh ulama. Bahkan Pahlavi tanpa ragu-ragu menyatakan jika Islam bukanlah budaya bangsa Persia. 

Kini nasib umat Islam Syiah di Persia benar-benar dikebiri. Lebih dari itu nama Persia pun diganti menjadi Iran. Bagi Syah nama Persia memiliki konotasi negara yang lemah dan kuno yang dapat menghambat perkembangan yang perlu adanya sebuah nama yang mengangkat harkat dan martabat bangsa Persia. 

Alhasil pada tanggal 21 Maret 1935 Pahlavi meresmikan nama Iran untuk menggantikan sebutan Persia bagi wilayah dinastinya. Iran merupakan sebuah nama yang memiliki arti tanah bangsa Arya. Selain itu nama Iran juga dianggap sebagai representasi dari kekuatan serta kemakmuran.

Berbicara mengenai ras Arya di tahun 1930-an ada satu negara yang mengaku dirinya sebagai ras Arya ya dialah Jerman. Pahlavi dan Jerman sudah melakukan kerja sama lama dalam hal ekonomi dan kemajuan Iran tak lepas dari pada kiprah Jerman maka tak heran dengan nama Iran Palavi menganggap Jerman sebagai saudaranya sesama ras Arya terlepasnya kendali Inggris dan Rusia. 

Di Iran serta kedekatannya dengan Jerman tentu membuat blok barat geram Inggris dan Rusia berjanji suatu hari Iran akan kembali di bawah kendalinya oleh karenanya mereka harus melakukan sesuatu kepada palavi. 

Tahun 1939 Iran pun menyatakan wilayahnya sebagai wilayah yang netral. Khawatir akan kedudukan Jerman di Iran Inggris dan Rusia memaksa Shah Palavi agar memutus kerja samanya dengan Nazi Jerman namun Syah Palavi menolak. Baginya kerja sama dengan Jerman lebih menguntungkan dibandingkan dengan Soviet. 

Alhasil pada bulan Agustus 1941 Inggris dan Soviet menginvasi Iran dengan tujuan untuk mengamankan ladang minyak serta mengamankan rute peperangan mereka di Iran. Meski begitu Reza palavi masih bersih keras mempertahankan dinastinya. 

Sikap keras kepala pahavi inilah yang kemudian membuat Inggris dan Soviet menggulingkannya pada tanggal 16 September 1941. Raja palavi digulingkan dari takta kerajaannya dan kemudian digantikan oleh anaknya Muhammad Reza palavi. 

Tak seperti ayahnya “Muhammad Reza palavi dengan mudah dijadikan boneka oleh Inggris dan Soviet demi keuntungannya terutama dalam sektor penguasaan ladang minyak di Iran bahkan juga Amerika Serikat. Terlepas dari semua itu nasib muslim syiah di Iran masih Terpuruk di tengah glamornya kehidupan Syah Muhamad Palavi. 

Para ulama-ulama Syiah banyak yang dipenjara diantara banyak ulama yang dipenjara itu muncul satu sosok ulama besar yang berambisi untuk mengembalikan Iran ke dalam pondasinya. 

Baginya, Iran yang sekuler harus kembali dengan Iran yang menerapkan syariat Islam, dimana ke depannya dia akan memimpin revolusi untuk merubah Iran selama-lamanya.

PRINT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner BlogPartner Backlink.co.id