by admin | 27/05/2025 19:54
Ayosuroboyo[1] | – Percaya atau tidak, ada saja perdapat orang tentang mahluk halus hingga sebagai syarat barter saat terjadi kasus kerasukan ataupun penunggu gaib yang mendiami sebuah tempat yang ingin kita ajak mediasi agar tidak terjadi selisih paham.
Kita tinggal di Indonesia, yang memiliki ratusan sebutan nama mahluk halus mulai dari yang jahil sampai yang bisa dikategorikan bersahabat. Bandingkan saja dengan negara seperti Britania Raya contoh yang urban legendnya hanya memunculkan mitos Drakula atau manusia serigala.
Disini, tidak berlaku aturan penguasa tunggal seperti contoh tadi, mulai dari politik keseharian dalam bermasyarakat seperti penguasa lahan parkir atau preman wilayah. Mungkin itu yang ditiru mahluk gaib saat sedang beroperasi di wilayah mereka diluar negeri. Bisa saja di sepanjang jalan protokol misalnya diujung jalan dikuasai oleh segerombolan kuntilanak, Sedangkan sisi diujung jalan lainnya dikuasai oleh genderuwo maupun sosok tanpa kepala.
Dari kisah-kisah yang menjadi pembicaraan masyarakat di Indonesia pula muncul berbagai pengalaman dan kejadian yang terkadang di luar nalar dan sulit dipahami oleh manusia seperti kita. Terutama mereka yang tidak percaya hal gaib. Saya coba merangkum persepsi gaib yang di dalamnya terdapat opini warga tentang cerita yang berhubungan dengan Mas Paimo
Dalam esai kali ini gosip Mas Paimo” Gaya Hidup Lintas Astral” yang telah disusun oleh blogger ” ayosuroboyo penulis esai yang menyebut Mas Paimo mampu mengusir keisengan makhluk gaib saat menggoda seseorang.
Diceritakan, hal itu ditemui beberapa pekan silam saat masih aktif menulis. Tugasnya sebagai penulis yang sudah tentu mengharuskan dirinya pergi menemui Mas Paimo disuatu sudut kampung. Nah, di kampung itulah dia mendapati seorang laki-laki, konon memiliki Gen berbeda atau wujud dan kemampuan supranatural. Oleh orang dilingkungannya, pria itu akrab disapa Mas Paimo , meski menginjak usia baru sekitar 49 tahun.
Penulis ketika itu mendapat kesempatan untuk melihat sisi bagaimana si Mas Paimo itu melakukan aktivitas sehari harinya. Salah satunya saat ngopi bareng lalu bercerita dan bercengkerama bagaimana cara menangani permasalahan seseorang yang terus menerus diganggu makhluk halus.
Dalam mendengar tuturan dari Mas Paimo, menurut penulis, sembari duduk, Mas Paimo tadi langsung menuang kopi yang telah dipesan dari warkop Alas Kumitir sambil menyalakan sepucuk rokok. Di Sambi gurauannya itu dia menaruh sepenggal kelakarnya dan wejangan. Ketika kopi sudah disruput, rokok itu dihisapnya dalam-dalam.
Dengan sedikit bingung, penulis lantas menanyakan pertanda itu pada Mas Paimo . Kenapa harus rokok dan kopi ? Jawab si Mas Paimo, makhluk halus itu memang menginginkan rokok dan kopi. ”Kalau kita mampu, mengapa tidak memberi?” kata Mas paimo ”Apa itu tidak musyrik?” balas penulis. Dengan santai Mas Paimo hanya menjawab “Apa aku menyembah dia seperti aku menyembah Tuhan?”
Ya, dalam suasana temaram di warkop itu, sebatang rokok memang mampu menjadi medium untuk memancing dan menemukan inti persoalan. Dan, berkat sebatang rokok pula, pekerjaan akan selesai dengan lebih cepat dan Mas Paimo meneguk kopi pekatnya untuk yang terakhir.
Sepanjang percakapan tidak ada bahasan apa yang menjadi keinginnanya dan apa yang menjadi rumor orang dikawasan tempat tinggalnya. Selang beberapa menit di tempatnya Mas Paimo duduk dengan memberanikan diri bertanya soal ghaib. Menurutnya, sosok gaib memang ada yang kadang terlihat orang sebagai penampakan genderuwo dikawasan kampung tersebut.
Apapun alasannya, saat sosok itu menampakan bisa menjadi hal buruk bagi orang yang melihat, seringnya sih kaget dan buku kudu jadi merinding kata Mas Paimo. Malam itu Mas Paimo belum juga ngantuk setelah kopi terakhir disruputnya, kami membahas area tempat tinggal sosok tadi. Lalu Mas Paimo memutuskan kembali menyalakan rokok agar sisosok ghaib memilih tetap duduk nyebat dan dekat dengannya yang membuat manggut manggut mendengar penjelasannya.
Masih disuasana warkop itu, rokok dan kopi sangat akrab di mulut Mas Paimo yang memiliki tubuh lumayan tinggi dengan kulit hitam gelap serta memiliki banyak cekungan dalam bingkai face wajahnya terlihat pekat sepekat kopi hitam manis selera Mas Paimo yang jika berjalan sedikit menyeret mengenakan sandal jepit gaya tertatih. Aroma mistisnya kental membuat diri yang dekat bersamannya melayang di atmosfir gaib
Kabar burung yang lewat, ia sering didapuk anak dari makhluk ghaib. Namun Mas Paimo tak pernah memikir demikian melainkan malah sering membantu warga setempat bagi yang lagi punya kegiatan atau hajat. Aroma keringat tubuhnya menyengat apek. Bagi sebagian orang Mas Paimo ini jarang dilihat tidur bahkan hampir tidak pernah tidur baik siang bahkan malam.
Entah kalau tidur kapan atau tidak. Namun sepengetahuan penulis baik pagi siang bahkan malam selalu ternian melihat kehadiran Mas Paimo dikawasan kampung itu lebih- lebih di warung kopi.
Bau rokok yang tak pernah ganti merk serta kopi racik hitam sedikit tambahan gula ini selalu Mas Paimo pesan dalam kongkownya.
Tidak beberapa lama rokok itu sudah terbakar tapi tidak dihisapnya, hanya dibiarkan terbakar di atas asbak. Dengan memperhatikan dari jarak yang lumayan dekat disisi kanannya, mulai terbiasa dengan tabiatnya seperti ada yang lain.
Hanya beberapa detik setelah rokok itu terbakar, Mas Paimo mulai berbicara dengan temannya, sementara pelan-pelan seperti terlihat bayangan dari posisinya, sesaat seperti melihat hologram dan sesaat lagi seperti melihat asap hitam ngalor ngidul.
Mas Paimo tersenyum disela obrolan barsama teman – teman lainya. Tidak berapa lama kemudian Mas Paimo berkata “Lain kali kalau ngopi dan ambil foto saya gak akan bisa jadi selorohnya sambil menyembulkan asap rokok.
Kamu ga bisa jadi fotonya ”. sambil sedikit senyum sipu mengejek,lalu melanjutkan dialog prosa obrolan malam hari itu di sebuah waung kopi alas Kumitir. (bumiarjo1).
Source URL: https://www.ayosuroboyo.my.id/2025/05/27/biang-lala-mas-paimo/
Copyright ©2025 AYOSUROBOYO unless otherwise noted.