Ayosuroboyo | Tak lama lagi Indonesia mengadakan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur. Partai-partai politik sudah siap mengusung Cagub/Cawagubnya, hanya PDIP yang terkesan sangat berhati-hati untuk segera memutuskan Cagub/Cawagub yang bakal diusungnya.
PDIP dapat dikata menderita akibat dikhianati Jokowi sejak pilgub DKI silam. Dampaknya, hegemoni PDIP di Jabar dan Banten lenyap. Bahkan PDIP menjadi musuh bersama di Aceh, Sumbar dan NTB yang dikenal sebagai kantong Islam. Apakah Jokowi berbuat sesuatu ? Tidak.
![]() |
Gambar Ilustrasi |
Seperti halnya seorang Ahok yang dibiarkan tanpa sisi Jokowi. Persoalan inilah yang menyebabkan mengapa PDIP harus berhati-hati untuk memutuskan siapa Cagub/Cawagub yang diusungnya kali ini. Apalagi saat ini bukan hanya Jokowi masih berkuasa, melainkan juga KIM Plus sudah berdiri serempak dan siap menghalau Cagub/Cawagub yang akan diorbitkan oleh PDIP.
Lalu siapa Cagub/Cawagub ideal yang sebaiknya diusung oleh PDIP untuk langkah antisipasi mengcounter serangan politik Jokowi dan KIM Plus ini? Disini berlaku hukum, siapa yang ditakuti Jokowi menjadi kawan PDIP.
Dalam konteks Politik saat ini. Dugaan perlawanan terhadap gerakan anti konstitusi, anti demokrasi dan anti meritokrasi, yakni perlawanan terhadap Jokowi.
Kenapa harus Risma? Itu karena defacto, Risma memiliki masa pendukung yang sangat banyak dan militan di Surabaya, dan masa Risma itulah yang dahulu dipergunakan oleh Jokowi untuk menghajar Ahok.
Baca juga : Dugaan Maladministrasi Seleksi DPD RI, Bawaslu Jatim Ngaku, Kondang Kusumaning Ayu Masih Terima Gaji
Maka tidak ada salahnya jika Megawati Soekarnoputri menempatkan Risma pada posisi di tengah, setia pada jalan ideologi, dan dengan nafas pemikiran para pendiri bangsa, digalang lah Risma untuk berhadapan dengan benteng-benteng KIM plus.
Jadi bagi Rismakers, jangan sampai diadu domba istana sebagaimana terjadi antara PKB dan NU, atau apa yang terjadi dengan Golkar dan partai lain yang tidak berkutik terhadap Jokowi. Ini bukan antara Risma dan Khofifah. Ini persoalan kita semua berhadapan dengan ambisi kekuasaan.
Karena itu, Megawati dan PDIP nya tidak perlu khawatir kalau masa PDIP bubar jika PDIP mendukung Risma, karena masa PDIP adalah masa yang solid dan sudah tercerahkan, serta memiliki daya juang yang sangat heroik dan militan. Dan yang memang mempunyai kemampuan membedakan antara strategi dan taktik serta kemampuan membuat adaptive policy yang tinggi.
Jika masa PDIP menyatu dengan masa pendukungnya Risma yang oleh PKB sudah digeser ke tengah, otomatis Risma sudah kembali ke tengah karena jasa PKB. Karena itulah PDIP menjadi sejarah baru bersatunya kaum pergerakan melawan kemapanan kekuasaan. Gerakan ini dinilai sangat dahsyat dan akan memiliki daya dobrak sangat spektakuler untuk menghadapi pergerakan Jokowi dan KIM Plus termasuk perubahan UU POLRI. (bumiarjo1).
Tag : #Berita Politik Risma Khofifah #Berita Politik Pilgub PDIP Jatim #Berita Pilgub Jatim 2024